Evaluasi Beasiswa KIP-K, Fokus Kesehatan Mental dan Pembentukan Karakter Mahasiswa FPUB
Rabu, 18 Juni 2025 — Dalam upaya meningkatkan kualitas penerima beasiswa serta memperhatikan aspek kesehatan mental mahasiswa, Rektor Universitas Brawijaya memberikan instruksi langsung kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa (WR III) untuk melakukan evaluasi penerima beasiswa, khususnya program KIP-K ke berbagai fakultas. Evaluasi penerima beasiswa menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa program bantuan pendidikan seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) benar-benar tepat sasaran dan berdampak positif terhadap keberlangsungan studi mahasiswa. Salah satu fakultas yang tengah melakukan evaluasi program beasiswa KIP-K yakni Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya. Bentuk dari evaluasi dilakukan dengan mengahdirkan Ilhamuddin, S.Psi., M.A sebagai Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa, dalam sebuah agenda Sosialiasai dan Pendampingan Mahasiswa Penerima KIP-K angkatan 2021-2024.

Ilhamuddin, S.Psi., M.A (Kasubdit Kesejahteraan dan Kewirausahaan Mahasiswa UB) Lakukan Pendampingan Program Beasiswa KIP-K di Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Mental health menjadi perhatian utama institusi saat ini. Rektor UB berharap, mahasiswa penerima beasiswa tidak hanya mampu mempertahankan prestasi akademik, tetapi juga memiliki ketangguhan mental yang dapat menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya. “Beasiswa bukan hanya bantuan finansial, tetapi stimulus agar mahasiswa tetap sehat mental dan fokus pada tujuan akademiknya,” ungkap Ilhamuddin dalam kegiatan sosialisasi dan pendampingan mahasiswa penerima KIP-K angkatan 2021–2024 di Fakultas Pertanian UB.
Dalam kesempatan tersebut, Ilhamuddin membawakan materi dengan tema “Jadi Pribadi Berkarakter.” Ia mengingatkan pentingnya etika dalam bersosial media dan menjaga sikap sebagai penerima beasiswa negara. “Dahulu mulutmu harimaumu, sekarang jempolmu harimaumu. Jangan sampai terulang kembali kejadian viral mahasiswa hedon penerima KIP-K,” tegasnya, merujuk pada kasus viral yang sempat mencoreng citra penerima KIP-K, meski bukan berasal dari UB.
Ia menambahkan, program KIP-K memiliki mekanisme seleksi ketat—hanya satu dari lima pendaftar yang lolos sebagai penerima. Hal ini semestinya menjadi motivasi lebih bagi para mahasiswa terpilih untuk menunjukkan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik. Kegiatan organisasi, kompetisi, dan pengembangan diri dinilai penting agar mahasiswa siap menghadapi tantangan di dunia kerja.
“KIP-K adalah program luar biasa dari negara untuk mendukung pendidikan bagi masyarakat dari kalangan menengah ke bawah. Pendidikan adalah cara untuk mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan,” terang Ilhamuddin yang juga merupakan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UB.

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Bersama Staf Melakukan Foto dengan Pemateri dan Mahasiswa Penerima Program KIP-K.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang interaktif dan diakhiri dengan foto bersama seluruh peserta. Evaluasi dan pendampingan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen mahasiswa penerima KIP-K dalam menjalani perkuliahan dengan semangat, integritas, dan tanggung jawab sebagai bagian dari anak bangsa yang berdaya.