Pengembangan Tumpang Sari Cabai Rawit dan Pembuatan Pupuk Organik Bagi Masyarakat Desa Bokor
Desa Bokor yang terletak di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang merupakan salah satu desa binaan Laboratorium Sumber Daya Lingkungan (SDL) Departemen Budiadaya Pertanian FP UB, khususnya bagi kelompok tani dan karang taruna. Melalui pogram pengabdian masyarakat tim dosen Lab SDL yaitu Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. dan Dr. Ir. Titin Sumarni, MS. melakukan sosialisasi dan praktek pembudidayaan cabai rawit dengan tumpangsari serta pembutan pupuk organik
Kegiatan yang dilaksanakan di balai desa Bokor (2/09/2023) melibatkan perangkat Desa Bokor, pengurus dan anggota karang taruna Tunas Harapan, serta para petani Desa Bokor juga dihadiri oleh Mahasiswa Membangun Desa (MMD) dari UB. Adapun tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan dan minat terhadap bidang pertanian pada generasi muda Desa Bokor, dimana Mayoritas petani di Desa Bokor sudah berusia lanjut, sedangkan petani muda berjumlah sedikit, oleh karena itu diperlukan regenerasi petani di Desa Bokor.
Prof. Dr. Ir. Nurul Aini, MS. saat menyampaikan materi dipilihnya cabai rawit sebagai tanaman tumpangsari karena Cabai rawit memiliki potensi yang besar dan menguntungkan. Di masa sekarang semakin banyak produk olahan makanan dan industri yang membutuhkan cabai rawit, sehingga harapannya hasilnya nanti bisa jadi nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan perekonomian.
“ Perlu diketahui saat ini nilai ekspor cabai rawit dan nilai impor cabai rawit di Indonesia masih jauh berbeda, sehingga potensi pengembangan cabai rawit cukup besar dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Jadi sebagai generasi muda seharusnya ini menjadi peluang bagi generasi muda untuk bisa menjadi agripreneur yang mampu membaca potensi yang ada, khususnya pemuda di desa bokor ini “ ujar nurul.
Sementara itu Dr. Ir. Titin Sumarni, MS. menyampaikan bahwa penggunaan pupuk kompos dapat menguntungkan bagi kondisi tanah yang akan ditanami tanaman budidaya dan pentingnya melakukan pemupukan yang berimbang. Pemupukan dengan pupuk organik memiliki tujuan untuk meningkatkan kesuburan dan struktur tanah, meningkatkan aktivitas organisme, juga dengan melakukan pembuatan pupuk organik berupa pupuk kompos dari limbah sampah dapat mengurangi pencemaran.
Kegiatan dilanjutkan dengan praktek pembuatan sampah organik, mulai dari memotong limbah sampah organik seperti sisa sayur dan daun-daun kering, lalu memasukkannya kedalam komposser dan memasukan EM4 sesuai takarannya dan cara pemantauan pupuk kompos hingga matang dan siap untuk digunakan. Penyerahan bantuan bibit berupa bibit tanaman jeruk, bibit tanaman alpukat dan bibit tanaman cabai serta seperangkat komposser kepada peserta pelatihan menjadi rangkaian penutup kegiatan ini (zma)