Dosen FP Beri Pendampingan Gapoktan Dalam Penguatan Akses Pupuk Bersubsidi
Dalam upaya meningkatkan akses petani terhadap pupuk bersubsidi, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) di bawah kepemimpinan Dr. Sujarwo, S.P., M.P., bersama anggota tim yang terdiri dari Tatiek Koerniawati Andajani, S.P., M.P.; Rini Mutisari, S.P., M.P.; Wiwit Widyawati, S.P., M.P.; dan Bagus Andrianto, S.P., M.P., bersinergi dengan mahasiswa M. Panji Karomah, Lintang Akbar, dan Amaygo Rahardiansyah Pratama. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sadar Tani di Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Gapoktan Sadar Tani, sebagai mitra kegiatan PKM, terdiri dari dua poktan, yaitu poktan Sadar Tani 1 dan poktan Sadar Tani 2, dengan sekitar 600 orang petani sebagai anggota. Sebelumnya, Gapoktan Sadar Tani telah menjalin kerjasama dengan tim pengabdian masyarakat FP UB pada tahun 2018-2019, yang berhasil memperoleh izin usaha produk amelioran atau pembenah tanah cair dengan merk NK Grow.
Meskipun anggota Gapoktan Sadar Tani memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memproduksi pupuk organik dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), namun untuk mencapai target produksi usahatani, mereka tetap membutuhkan pupuk kimia bersubsidi. Harga pupuk yang terus melambung tinggi menimbulkan harapan petani untuk dapat mengakses pupuk bersubsidi.
Namun, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) RI 10 tahun 2022, Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi dan realisasinya dialihkan melalui sistem digital dengan menggunakan kartu tani. Sayangnya, belum semua anggota Gapoktan melek teknologi informasi dan memiliki literasi digital yang memadai.
Dalam rangka mengatasi tantangan ini, kegiatan PKM juga melibatkan Forum Group Discussion (FGD) bersama Anggitha Ratri D. dari Badan Penyuluhan Pertanian (BPP), pengurus desa, dan petani dari Gapoktan Sadar Tani. FGD ini bertujuan untuk memperkuat akses petani terhadap pupuk bersubsidi melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pendampingan dalam penyusunan RDKK digital serta manajemen organisasi secara umum. Dengan demikian, diharapkan kapasitas manajerial pengurus Gapoktan dapat meningkat, menghadapi era digitalisasi dalam pengajuan pupuk bersubsidi.
Melalui kolaborasi yang erat antara tim pengabdian masyarakat, mahasiswa, Gapoktan Sadar Tani, pemerintah desa, dan BPP, diharapkan kegiatan ini dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kemandirian petani dalam mengakses pupuk bersubsidi. Selain itu, peningkatan literasi digital diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mengatasi hambatan teknologi dalam pengajuan RDKK pupuk bersubsidi di masa mendatang.(zma)