Assessment of Crop Biodiversity Using Innovative Space Application: Site Selection in Indonesia
Penilaian Keanekaragaman Hayati Tanaman di Lahan Pertanian Menggunakan Aplikasi Luar Angkasa yang Inovatif : Pemilihan Lokasi di Indonesia
Indonesia sebagai pusat keanekaragaman hayati dunia memiliki hutan hujan tropis yang rimbun dan lahan pertanian yang luas, khususnya untuk tanaman pangan. Namun, adanya interaksi antara faktor alam dan aktivitas manusia berpotensi menimbulkan dampak bagi keanekaragaman hayati (salah satunya pada tanaman pangan seperti padi) sehingga diperlukan inovasi secara cepat dan tepat untuk menentukan variasi penggunaan lahan dan pemilihan tanaman yang tepat untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs poin 2).
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan keanekaragaman hayati tanaman pangan melalui integrasi penginderaan jauh dan teknologi GeoAI yang canggih, atau dapat disebut sebagai CropBio Project. Kegiatan ini juga dilakukan untuk :
- menguji aplikasi penginderaan jauh untuk mendeteksi ciri dan varietas tanaman, sistem tanam, produksi tanaman, serta kesuburan tanah,
- mengembangkan basis data yang komprehensif tentang keanekaragaman hayati tanaman, rotasi tanaman, dan kinerja agronomi dari aplikasi luar angkasa secara spasial maupun temporal, serta basis data sosial ekonomi dan kesehatan masyarakat,
- menganalisis interaksi dinamis antara praktik pertanian, konservasi keanekaragaman hayati, dan kelangsungan ekonomi yang menawarkan panduan strategis untuk penggunaan lahan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya di Indonesia.

Kegiatan ini berbentuk penelitian yang diinisiasi oleh AIRCAS (Aerospace Information Research Institute)- Chinese Academy of Science yang bermitra dengan Departemen Tanah Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (dengan tim peneliti Prof. Syahrul Kurniawan,Ph.D; Ir. Aditya Nugraha Putra, MP., dan Dr. Kurniawan Sigit Wicaksono) dan BRIN (Prof. Dr. Danang Surya Candra) serta bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Selain itu, kegiatan penelitian CropBio yang dilaksanakan mulai September 2024 hingga April 2025 juga memperoleh dukungan dari United Nations Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (UN ESCAP). Kegiatan pengukuran lapangan dihadiri oleh staf dari State Key Laboratory of Remote Sensing Science, Aerospace Information Research Institute (AIR) yaitu Assistant Professor Cong Xu dan Fangming Wu. Selain di Indonesia, kegiatan penelitian “Penilaian Keanekaragaman Hayati Tanaman di Lahan Pertanian Menggunakan Aplikasi Luar Angkasa yang Inovatif” juga dilakukan di Malaysia (oleh University Putra Malaysia) dan Filipina (oleh Mariano Marcos State University).
Sekarputih, Pendem, Kota Batu dipilih sebagai salah satu lokasi penelitian karena memiliki lahan pertanian yang luas yaitu sekitar 315 hektar. Berbagai tanaman pangan dan hortikultura dibudidayakan di lokasi ini dengan sistem rotasi tanam menyesuaikan musim kemarau dan musim hujan, sehingga berpotensi memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Potensi Desa Pendem yang tinggi juga disoroti oleh Pemerintah Kota Batu untuk meningkatkan produktivitas dan praktik pertanian berkelanjutan dengan mengadopsi penggunaan teknologi.
Kegiatan pengukuran lapangan didampingi oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu serta Balai Penyuluhan Pertanian Kota Batu untuk menjembatani diskusi dengan petani untuk mendapatkan validasi data lapangan terkait varietas, waktu tanam, sejarah lahan, dan informasi lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan 20 petani untuk kegiatan wawancara dalam mendukung aspek sosial ekonomi dan kesehatan.

Kegiatan pengukuran di lahan pertanian terbagi ke dalam 4 tim yang akan melakukan survei pada total keseluruhan 52 sub blok. Adapun kegiatan yang dilakukan di meliputi pengambilan data lapangan berupa sampel tanah dan sampel tanaman untuk dianalisis lebih lanjut. Kemudian, dilakukan identifikasi menggunakan aplikasi GVG (GPS, Video, and GIS) systems dan FieldWatch (mobile application) sebagai bagian dari komponen yang diteliti. Selain itu, dilakukan penerbangan drone untuk pengambilan foto udara dan pemetaan di kawasan penelitian. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan inovasi baru dalam mengembangkan database pengelolaan tanah dan tanaman di lahan pertanian secara tepat dan akurat untuk mencapai pertanian berkelanjutan menggunakan teknologi modern. Selain itu, dengan tersedianya data spasial juga bisa menjadi dasar bagi pemerintah daerah (dalam hal ini Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu) dalam menyusun rancangan kebijakan pengembangan pertanian untuk mewujudkan swasembada pangan. (soil)
