Benchmarking Laboratorium Fisika Tanah : Updating Teknologi Smart Irrigation di Laguna Greenhouse Farming dan Teknologi Hydroseeding di Bendungan Jragung, Semarang
Pada tanggal 7 Agustus 2024, Tim Laboratorium Fisika Tanah FP UB (Istika Nita, SP., MP., Prof. Sugeng Prijono, Prof. Didik Suprayogo, Dr. Kurniawan Sigit Wicaksono, Dr. Yulia Amirul Fata, Syamsul Arifin, SP., M.Si, M. Taufiq Hidayat, SP., dan Awang Satya Kusuma, S.Kom) melakukan kegiatan benchmarking ke Laguna Greenhouse dan Bendungan Jragung, Semarang. Kegiatan ini dirancang untuk mempelajari penerapan teknologi irigasi tetes pintar pada budidaya melon serta teknologi hydroseeding sebagai solusi konservasi tanah yang inovatif yang selanjutnya digunakan untuk pengakayaan bahan ajar dan juga kegiatan kali ini dalam rangka untuk menjalin kerja sama pada berbagai kegiatan akademik seperti, magang kerja, penelitian, praktisi mengejar dsb.
Kedatangan tim Laboratorium Fisika Tanah disambut oleh Bapak Tju Arvin Wijaya selaku Direktur Produksi Laguna Greenhouse Farming. Komoditas utama yang dibudayakan adalah melon premium dengan memanfaatkan sensor dan IoT untuk memantau kondisi lingkungan dan mengontrol penyiraman secara otomatis, yang berkontribusi terhadap peningkatan hasil panen melon. Kunjungan dilakukan secara runut pada jaringan irigasi yang terinstal dan pada unit-uniy Greenhouse. Tim mengamati dan mempelajari bagaimana sistem ini mampu digunakan untuk efisiensi air, menjaga kualitas air, otomatisasi pertanian modern, dan memastikan suplai nutrisi yang optimal ke tanaman.
Menurut Prof. Sugeng Prijono, “Teknologi smart irigasi tetes di Laguna Greenhouse ini sangat relevan untuk diterapkan di berbagai lahan pertanian di Indonesia, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan efisiensi sumber daya.”
Pemasaran produk melon dari Laguna Greenhouse hingga saat ini hanya mampu memenuhi permintaan pasar nasional sebesar 10%. Keterangan ini membuktikan jika sektor pertanian ke depan masih mempunyai peluang yang sangat bagus. Bapak Arvin menyampaikan jika Laguna Greenhouse terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan merancang pengembangan bisnis agar bisa memasok pasar melon berkualitas hingga mancanegara.
Setelah kunjungan ke Laguna Greenhouse, rombongan Laboratorium Fisika Tanah melanjutkan perjalanan ke lokasi perbaikan lereng dengan teknologi hydroseeding di Bendungan Jragung. Teknologi ini menggunakan campuran bibit tanaman, air, dan bahan perekat yang disemprotkan pada lereng untuk mencegah erosi dan memperbaiki stabilitas tanah. Hydroseeding dinilai sebagai metode yang cepat dan efektif dalam rehabilitasi lereng yang terdegradasi.
Para dosen terkesan dengan potensi penerapan hydroseeding dalam proyek konservasi tanah di Indonesia. “Ini adalah solusi praktis untuk pemulihan lahan kritis, terutama di daerah yang rawan longsor,” ungkap Prof. Didik Suprayogo.
Benchmarking ini memberikan wawasan bagi tim Laboratorium Fisika Tanah tentang inovasi teknologi yang dapat diterapkan dalam penelitian dan pengajaran, serta membuka peluang kolaborasi antara akademisi dan praktisi. Dengan menggabungkan teknologi irigasi pintar dan teknik konservasi tanah modern, diharapkan pertanian berkelanjutan dapat lebih mudah dicapai di Indonesia. Diskusi di akhir kegiatan mengarah pada rencana pengembangan proyek kolaboratif antara Fakultas Pertanian UB dan para mitra yang berfokus pada inovasi pertanian dan konservasi lingkungan.