Tingkatkan Taraf Hidup Petani Desa Kucur Melalui KUBE
Desa Kucur Kecamatan Dau Kabupaten Malang secara umum mempunyai ciri geologis berupa daratan tinggi dan lahan tanah kering yang hanya bisa mengandalkan pertanian pada curah hujan. Pada kurun waktu 10 tahun terakhir, bidang pertanian di Desa Kucur mengalami perubahan, salah satunya adalah banyak warga mengganti tanaman kopi dan cengkeh dengan buah jeruk dimana kebutuhan akan pupuk organik untuk tanaman jeruk mencapai 8.600 ton/tahun.
Kebutuhan tersebut tidak mampu dicukupi oleh petani di desa Kucur sendiri, banyak petani yang membeli pupuk kandang dari luar daerah, bahkan ada yang membeli dari daerah Malang selatan. Karena tingkat kebutuhan yang tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan barang di pasar, harga pupuk kandang juga relatif tinggi, di samping itu, pupuk kandang yang tersedia di pasar, tak jarang ditemui pupuk berkualitas kurang baik.
Melihat kondisi tersebut Dr.Ir. Setyono Yudo Tyasmoro, MS melalui program Pengabdian Masyarakat melakukan pendampingan pembuatan pupuk organik berbahan baku kotoran hewan pada kelompok masyarakat petani di desa Kucur. Kegiatan yang sudah berlangsung sejak bulan juli 2023 ini dilakukan melalui penyuluhan, pemberian materi serta pendampingan yang dilakukan secara terus menerus.
Dr.Ir. Setyono Yudo Tyasmoro menyampaikan bahwa langkah awal kegiatan ini yaitu dengan melakukan inovasi pembentukan berbasis Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Pupuk Organik yakni Kelompok Tani Srinthil Subur Mandiri yang didalamnya merupakan masyarakat petani desa. KUBE ini sebagai media belajar dan pendampingan, perencanaan dan memonitor dan evaluasi seluruh kegiatan pengabdian masyarakat, mulai dari proses pendampingan prosedur pembuatan pupuk organic hingga penataan kelembagaan.
“Saya melakukan pendampingan selama beberapa bulan mulai dari proses pembuatan, dimana selama 4 minggu proses fermentasi pupuk dr kotoran hewan telah matang dg ciri suhu sdh turun kembali dr 50 oC mjd 27 oC dan pH dr 4 saat fermentasi kembali menjadi 6. hingga kahirnya didapat pupuk organik dengan kualitas yang baik setelah itu juga bagaimana proses packaging”
“ Tak sampai disitu saja, saya juga memberi pengetahuan bagaimana menghitung biaya pokok produksi (BPP) sehingga kelompok ini dapat menentukan berapa harga jual yang sesuai dan tidak melawan harga pasar yang sudah ada. Yang terpenting akhirnya saya berharap para petani bisa mandiri dalam pemenuhan kebutuhan pupuk yang selama ini menjadi kendala bagi mereka, dan meningkatkan taraf perekonomian bagi masyarakat, karena sedikit masalah yang ada mampu bisa teratasi “ ujar yudo (zma)