Guest Lecturer – Sustainability and Indicator
Senin, 2 Desember 2024 telah dilaksanakan Guest Lecturer dengan tema Sustainability and Indicators pada MK Pertanian Berlanjut dan mengangkat judul Agriculture for Environmental Health, Economic Profitability, and Social and Economic Equity oleh Dr. JCJ Jeroen Groot dari Wageningen University and Research.
Dalam tema ini materi pembelajaran MK Pertanian Berlanjut lebih diutamakan untuk melihat sejauh mana indikator keberlanjutan dalam sistem produksi pertanian diarahkan untuk dapat stabil dan seimbang diantara berbagai faktor. Beberapa indikator dr FAO dijelaskan dalam kuliah tamu ini sebagai salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan farming system di komunitas.
Produksi pangan berkelanjutan melalui prinsip-prinsip agroekologi menyiratkan beberapa transisi simultan pada skala, tingkat dan dimensi yang berbeda. Bersifat sosial, biologis, ekonomi, budaya, kelembagaan dan politik. Untuk menggambarkan transisi ini penggunaan kerangka konseptual yang berbeda yang berasal dari ekologi, agronomi dan ilmu inovasi diusulkan.
Dalam kuliah tamu di atas transisi agroekologi sebagai rangkaian inovasi yang muncul dan menganalisis tahapan transisi teknis-kelembagaan dan pendorongnya. Diusulkan juga untuk mengonseptualisasikan transisi sebagai pemulihan fungsi dan ketahanan sosio-ekosistem. Akhirnya, kami mengeksplorasi dengan beberapa contoh apa yang tersirat dari transisi tersebut dalam hal perubahan dalam praktik manajemen pertanian.
Transisi agroekologi dapat melibatkan optimalisasi praktik manajemen untuk meningkatkan efisiensi produksi dan substitusi input, atau desain ulang sistem. Contoh-contoh dianalisis untuk menunjukkan bahwa transisi tidak selalu dimulai dari sistem yang sangat terindustrialisasi dan/atau terdegradasi.
Banyak produsen yang tidak menganggap diri mereka agroekologi menerapkan banyak praktik berbasis agroekologi. Disimpulkan bahwa transisi ke agroekologi menyiratkan transisi teknis-produktif pada subsistem pertanian, transisi sosial-ekologis pada tingkat keluarga pedesaan, komunitasnya dan lanskapnya, serta transisi politik-kelembagaan pada tingkat teritori, kawasan, dan negara. Memahami transisi sebagai saling ketergantungan antara skala dan dimensi memungkinkan penyelarasan pandangan berbagai ‘aliran’ agroekologi, dari yang paling ekologis hingga yang paling sosial-politik.