Jika melihat perkebunan apel di malang raya, pasti identik dengan kota batu namun tak hanya kota batu saja ada juga perkebunan apel selain kota batu. Salah satunya adalah di wilayah pujon kabupaten malang yaitu desa wiyurejo, sebagai salah satu desa yang dimana juga terdapat perkebunan apel, para petani apel didesa ini kurang mendapat perhatian yang serius dibandingkan dengan petani sayuran.
Hal tersebut berakibat kurang maksimalnya hasil apel di desa wiyurejo terlebih dengan banyaknya permasalahan yang terjadi saat ini dalam pengeloaaan pembudidayaan tanaman apel terutama masalah serangga penggangu. Melihat kondisi tersebut Dosen Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan melakukan pengelolaan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Secara Terpadu pada Tanaman Apel Menuju Sustainable Agriculture.
Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan diskusi terbuka untuk melihat pandangan petani apel secara menyeluruh tentang permasalahan yang dihadapi saat ini, hadir dalam kegiatan ini Ketua departemen HPT Luqman Qurata Aini, Ph.D, Prof. Abdul Latief Abadi dan Dr. Gatot Mudjiono merupakan pakar hama tanaman serta Tim Dosen Departemen HPT juga turut hadir tim PPL dari BPP kecamatan Pujon Kabupaten Malang.
Ketua departemen HPT Luqman Qurata A’ini , Ph.D dalam sambutannya berharap dalam pengabdian masyarakat ini selain yang pertama adalah silaturahmi juga merupakan upaya menerapkan peran pengetahuan perguruan tinggi bagi masyarakat, dengan adanya kegiatan ini adanya saling mendukung baik dari petani, perguruan tinggi juga pemerintah dengan begitu kegiatan ini nanti akan menghasilkan output yang diharapkan.
Senada dengan itu Prof. Abdul Latief juga menyampaikan bahwa saat ini sedang melakukan riset untuk melakukan upaya dalam pengelolaan hama terpadu dengan tidak selalu mengandalkan insektisida tapi lebih mengoptmalkan pengendalian hayati . Apa yang menimpa petani apel di pujon ini khususnya di desa wiyurejo mengenai penyakit yang menyerang tanaman apel bisa menjadi kajian yang menarik untuk bisa mencari bagaimana cara yang terbaik bagi petani untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Bagaimanapun dalam melihat permasalahan yang terjadi dipetani, yang terpenting bagi kami adalah adanya I’tikad baik bagi petani tersebut ntuk mau bersama-sama bersama pihak universitas dalam hal ini departemen HPT dan pemerintah yaitu PPL Pendamping belajar bersama untuk mendapatkan ilmu yang lebih dalam mengatasi permaslahan yang terjadi”
“kami tidak membawa teknologi tapi kami lebih utama membawa ilmu belajar bersama-sama seperti melakukan sekolah lapang bagi petani yang telah kami lakukan dibebagai tempat, karena dengan begitu ada kesimbungan ilmu yang tidak putus terlebih silaturahmi terus terjaga” ujar Dr. Gartot Mudjiono dalam penutup diskusi kegiatan pengabdian masyarakat ini. (zma)